Stroke Mulai Menyerangku (1)

Teman-teman…mungkin akhir-akhir ini saya tidak terlalu banyak aktif di media sosial. Hal ini bukan karena saya tidak punya kuota atau lupa password sosmed saya…hahaha. Tapi, karena saya memang harus mengurangi dan istirahat sebentar dengan gadget saya. Yaa..beberapa bulan ini saya harus semangat menyembuhkan diri dari serangan gejala stroke yang saya alami. Dengan berbagi pengalaman saya seperti ini mungkin bisa menjadi gambaran untuk teman-tema agar selalu hidup sehat.
Sebelum saya menceritakan lebih banyak tentang apa yang saya rasakan dan alami. Saya ingin memberikan informasi penting tentang kebiasaan saya sebelum serangan stroke ini menimpa saya. Jadi…selama 3 minggu sebelum serangan gejala stroke, gaya hidup saya sangat buruk sekali. Saya memilih waktu bekerja yang salah, saya tidak memaksimalkan waktu bekerja saya. Seperti…yang seharusnya pekerjaan itu bisa saya kerjakan siang hari atau sore hari, saya kerjakan malam hari sampai tengah malam bahkan bisa sampai jam 3 dan itu karena saat saya bekerja, diselingi dengan menonton film sehingga waktu bekerja sangat tidak efisien.
Jadi, ketika jam 3 tidur…subuh saya sudah bangun lagi untuk mempersiapkan kebutuhan putri saya sekolah. Ditambah saya yang sudah punya riwayat hypertensi, seharusnya rutin minum obat tidak saya lakukan, karena ketidak disiplinan saya. Disinilah saya sangat menyesal, karena saya telah menzolimi tubuh saya sendiri. Buat teman-teman yang biasa kerja malam, terutama para freelance harus benar-benar pintar dalam me-manage waktu yaaaa…gunakan jam kerja dengan seefisien mungkin dalam mengerjakan pekerjaan di rumah.
Baca juga : Khasiat Sereh
Jadi awal saya mendapat serangan gejala stroke, saya merasakan ada yang aneh dengan lutut kaki kanan saya. Seperti biasa, sore itu saya ikut menyaksikan anak-anak di lingkungan tepat saya tinggal sedang latihan tari untuk persiapan event 17 Agustus nantinya. Saat memasuki gedung tempat latihan, saya mulai merasakan ada yang tidak beres dengan lutut kanan saya. Rasanya lutut saya kok lemas sekali, tapi saya masih bisa berjalan dengan kuat.
Malam harinya, ketika saya menemani kakak Refa belajar, kaki saya terasa panas dingin dan sedikit kesemutan. Lemas pada kaki kanan semakin saya rasakan dan mulai menjalar sampai ke jari-jari kaki. Rasa yang tidak enak ini benar-benar mengganggu saya.
Saat bangun pagi…lemas pada kaki saya menjalar sampai ke paha dan terasa dingin panas dan sedikit kesemutan. Rasa takut dan khawatir mulai saya rasakan. Pandangan saya mulai berkunang-kunang, mata saya merah. Tak menunggu lama saya langsung naik sepeda motor sendiri untuk periksa ke dokter dekat rumah. Dokter mulai memeriksa saya, dan terkejutnya ketika dokter ngasih tahu tensi saya saat itu 190/120. Hmmm…dokter sampe geleng-geleng kepala.
“Kamu ini mau stroke lo…sekarang saya kasih obat dulu…kalo sampai besok semakin memburuk seperti tangan keple (lemas) atau bibir perot (miring) segera ke RS ya” begitulah penjelasan dokter Rini sore itu.
Malam harinya, saya mulai bisa tidur enak.
Tapi…saat saya mandi keesokan paginya…begitu terkejutnya ketika air mengalir ke tubuh bagian kanan saya terutama pinggang, kulit saya terasa tebal, saya tidak merasakan dinginnya air. Lain dengan tubuh bagian kiri yang bisa merasakan sejuknya air dingin. Begitu saya selesai mandi. Saya memutuskan untuk segera ke Rumah sakit WAVA HUSADA Kepanjen.
(Bersambung ya teman-teman…)

